Sunday, 8 November 2015

Divergent (2014)

08:05:00




The Hunger Dystopia

Kesuksesan The Hunger Games nampaknya makin membuat studio besar berlomba-lomba mengadaptasi novel-novel dengan tema yang mirip. Nafas dunia dystopia mungkin menarik bagi pembaca novelnya, namun bisa jadi membingungkan untuk yang terbiasa menonton film dengan tema yang lempeng-lempeng saja.

DIVERGENT diadaptasi dari novel laris karya Veronica Roth yang direncanakan akan menjadi instalmen pertama kisah panjang ini. Film yang bersetting dystopian post apocalyptic ini menyoroti kisah Beatrice Prior, gadis remaja berusia 16 tahun yang terlibat intrik kekuasaan, cinta dan peperangan.

Dikisahkan setelah perang atau bencana besar (tidak dijelaskan di dalam film), manusia hidup rukun dan dengan tatanan hidup yang rapi. Masyarakat dibagi menjadi lima golongan besar sesuai dengan human virtue yang mereka miliki. Golongan ini disebut faction, yaitu Abnegation (tanpa pamrih), Amity (cinta damai), Candor (jujur), Erudite (pintar), dan Dauntless (pemberani). Lima golongan besar ini punya tugas dan kewajibannya masing-masing dalam tatanan sosial kehidupan. Pemuda-pemudi yang sudah memasuki masa remaja harus menjalani tes untuk menentukan golongan apa mereka nantinya. Tes hanya akan memberitahu golongan yang paling cocok untuk seseorang sesuai dengan human virtue masing-masing, tapi setiap orang bisa memilih golongannya sesuai kata hati. Namun jika sudah memilih, tak ada pilihan kedua dan harus mengikuti training. Dan jika tidak lulus training maka akan jadi golongan terbuang alias factionless.


Beatrice Prior dan kakaknya Caleb Prior menjalani tes dan akan memilih factions yang akan menentukan hidup mereka di masa depan. Tumbuh dalam golongan Abnegation yang mengisi bidang pekerjaan di pemerintahan, Beatrice atau nanti dipanggil Tris lebih tertarik memilih Dauntless yang mirip tentara atau polisi itu. Sementara sang kakak, Caleb mantap memilih Erudite, Tris bingung karena hasil tes menunjukkan jika dia adalah Divergent, yang mampu di segala bidang. Namun akhirnya memilih Dauntless.


Menjadi calon seorang Dauntless bukanlah perkara mudah, Tris menjalani pelatihan bak seorang kadet atau tentara yang sangat berat. Belum lagi sistem gugur yang diterapkan, jika dia berada di urutan paling bawah, maka tak ada ampun, akan menjadi orang tanpa golongan. Tris menjalani hari-hari beratnya dengan tekun walau cemoohan dari rekan sesama calon dan pelatihnya terus dia rasakan. Tris juga mendapati jika menjadi seorang Divergent adalah ancaman berbahaya bagi tatanan sosial. Maka dari itu dia harus menyembunyikan jati dirinya karena jika tidak, nyawanya akan melayang.



 Dengan bantuan Four, pelatihnya yang tampan dan pintar, Tris akhirnya mampu menyelesaikan training berat sebagai Dauntless. Namun setelah resmi menjadi seorang Dauntless, Tris malah terjebak dalam konspirasi besar dan kudeta antar golongan. Konspirasi macam apakah? Apakah sebagai seorang Divergent, Tris mampu mengalahkan faction yang ingin menguasai semua golongan? Apa yang terjadi dengan orang tua dan saudaranya Caleb? Lalu bagaimana kisah cintanya dengan sang pelatih, Four yang ternyata seorang Divergent juga?


Ritme cerita Divergent seirama dengan The Hunger Games. Terasa lambat di tiga perempat durasi dan sedikit membosankan dengan banyak adegan-adegan klise. Dunia dystopia yang makin familiar (yang paling baru coba baca The Giver) nampak sedikit tidak mengesankan lagi. Divergent memakai formula yang super generik untuk sebuah film bergenre eksyen fiksi ilmiah. Elemen kejutannya tidak ada. Bahkan jalan cerita sangat mudah ditebak tanpa ada twist maupun suspense. Penonton mana yang tak bisa menebak jika Tris akan menjadi pahlawan bagi golongannya?

Karakter Tris dan Four tidak terlalu membuat penonton jatuh hati walau kemistri yang dibangun cukup bagus. Theo James yang memerankan Four menjadi magnet kuat untuk menarik penonton gadis remaja. He's hot, but karakter yang dia perankan tak membuat film ini menjadi berwarna. Sementara Shailene Woodley yang bertanggung jawab menghidupkan tokoh Tris harus mengakui jika dia kalah telak dengan Jennifer Lawrence di The Hunger Games.

Di barisan bintang senior ada Ashley Judd, Ray Stevenson dan Kate Winslet yang kebagian peran kecil saja. Sementara Ansel Elgort yang mendulang sukses di The Fault of Our Stars tidak diberi banyak screen time untuk perannya ini.



Sebagai instalmen pertama, kita tentu berharap sekuelnya di tahun depan bisa lebih mengasyikan dengan ritme cerita yang lebih dewasa dan menegangkan. Divergent nampaknya akan sulit merebut hati penonton dewasa yang cukup cerewet dengan eksplorasi cerita dan karakter tokoh-tokohnya. Namun penonton remaja, terutama para cewek mungkin akan senang dan tergila-gila dengan film ini apalagi bagi yang pernah membaca novelnya. Semoga sekuelnya yang akan dirilis musim panas 2015 bisa menawarkan sesuatu yang lebih berkesan.

Hollywoof! memberi nilai: B-

Memorable scene:
Adegan para Dauntless yang mengejar kereta sepertinya yang paling diingat penonton.


Divergent

Genre              :           Action/Drama
Sutradara        :           Neil Burger
Penulis             :           Evan Daughtery
Pemain            :           Shailene Woodley, Theo James, Kate Winslet
Durasi              :           139 menit
Adaptasi          :             Novel Divergent by Veronica Roth

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2013 Hollywoof! . All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top