Life Is Not A Video Game
Siapa yang tak kenal Grand Theft Auto atau GTA. Game brutal penuh kontroversi ini menjadi game super laris yang selalu ditunggu serinya. Nah, The Gamechangers menyoroti tuntutan hukum yang pernah dialami perusahaan pengembangnya, Rockstar, di masa GTA San Andreas.
Diceritakan terjadi penembakan terhadap aparat yang dilakukan seorang remaja penggila video game GTA. Pengacara Jack Thompson menyalahkan video game yang sering dimainkan remaja tersebut sebagai pencetus perilaku brutal. Dengan segala upaya, pengacara asal Florida ini membangun kesadaran masyarakat betapa berbahayanya video game yang penuh kekerasaan itu. Namun tuntutannya terhadap perusahaan pengembangnya, Rockstar Games yang semula bermarkas di Inggris, tak membuahkan hasil.
Rockstar yang menang telak malah tengah mengembangkan kelanjutan game laris mereka itu dengan menyisipkan mini game cabul. Mesti tak jadi dimasukkan, ternyata kode game tersebut masih ada di dalam keping yang dipasarkan. Hingga suatu ketika para modders alias hackers berhasil mengotak atiknya dan menyebarkan adegan mesum itu ke media. Tentu saja ini kesempatan baik bagi Jack Thompson untuk kembali menyerang Rockstar Games.
Berhasilkah? Yang jelas GTA terus berlanjut hingga seri kelima dengan kontroversi yang lebih heboh.
The Gamechangers berhasil menuturkan kisah dua sisi dengan baik. Jack Thompson dan cara berpikirnya terus membuat penonton yakin kalau memang benar ada hubungan antara tendensi prilaku yang mengarah kekerasan terhadap kebiasan bermain video game bertema kriminal. Walau sedikit yang mendukungnya, namun argumennya terasa mengena.
Sementara pihak Rockstar yang digawangi Sam Houser terus meyakinkan kita bahwa bisnis yang mereka jalani tak ada hubungannya dengan pembunuhan yang terjadi. A video game is just a video game. Nothing more nothing less.
Daniel Radcliffe yang telah lama melepas jubah Harry Potter, tampil memikat sebagai pemilik Rockstar. Tampil brewokan dan bergaya hipster, Radcliffe mampu menyelami tokoh Sam Houser dengan baik. Sementara Bill Paxton yang tampil dengan penuh kerutan di wajahnya masih kurang garang sebagai pengacara. Mungkin karena kita terlalu sering menyaksikan serial-serial bertema hukum, sehingga kita merasa tokoh Jack Thompson terlalu lamban untuk seorang pengacara.
Banyak yang menyamakan drama hukum satu ini mirip The Social Network, tapi Hollywoof! merasa plot The Gamechangers masih lebih mudah diikuti untuk penonton awam sekalipun. Pesan moral "Menang jadi abu, kalah jadi arang" terasa sangat pas ditampilkan di akhir cerita, tapi itu kalau anda betah menyaksikan film drama ini hingga detik terakhir.
Hollywoof! memberi nilai B+
The Gamechanger patut disaksikan karena ada si Harry Potter dan tentu saja sekelumit kisah kontroversi GTA.
0 komentar:
Post a Comment