Tuesday, 3 November 2015

The Giver (2014)

17:44:00



A world without love and emotion

Nampaknya dunia dystopia menjadi tren untuk dijadikan film akhir-akhir ini. Rata-rata memang film yang dimaksud adalah adaptasi dari novel laris. Setelah The Hunger Games dan Divergent, kini giliran novel karya Lois Lowry yang pertama kali terbit tahun 1993 berjudul The Giver yang diangkat ke layar lebar. Adaptasi lepas ini dibintangi bintang-bintang senior berkelas seperti Jeff Bridges dan Merryl Streep. Sementara di barisan pemain muda ada Alexander Skarsgad dan Katie Holmes. Dan bintang yang lebih mudaan lagi ada Brenton Thwaites dan Odeya Rush



Kisah The Giver sendiri bersetting tahun 2048. Setelah perang besar, ada sebuah kelompok sosial yang menamakan diri The Community yang tinggal disebuah tempat yang canggih. Penduduknya menjunjung tinggi keseragaman atau sameness. Semua orang dianggap punya potensi masing-masing, dengan begitu saat seseorang sudah remaja dianggap sudah mampu berperan dalam kehidupan sosial, mereka akan di bagi-bagi ke lapangan kerja sesuai bakat mereka dari kecil. Penduduk disini punya aturan yang mesti dijunjung tinggi. Mereka tidak diperbolehkan berkata-kata kasar dan bohong, mereka harus memakai pakaian yang sama, mereka menyuntikan obat dipagi hari, dan dilarang berkeliaran setelah jam malam. Penduduknya juga tidak tidak punya ingatan masa lalu karena mereka tak memiliki rasa cemburu, cinta, benci bahkan emosi. Akibatnya mereka hanya bisa melihat hitam dan putih saja. Oh ya, penduduk disana selain tidak punya nama belakang, mereka tunduk dengan Para Sesepuh yang menentukan kehidupan mereka dan tak pernah salah, bahkan bayi-bayi dikumpulkan di satu gedung untuk nantinya didistribusikan ke rumah-rumah. Hasilnya, hidup mereka menjadi tentram dan damai.


Cerita dimulai saat tiga remaja yang baru lulus dan siap menjalani kehidupan sebenarnya di The Community (pasti ingat adegan di Divergent ya). Jika di Divergent hanya ada 4 golongan, The Community memberi banyak pilihan pekerjaan. Jonas, Asher dan Fiona yang bersahabat dari kecil mendapat pilihan yang berbeda. Asher menjadi pilot pesawat drone, Fiona menjadi perawat bayi di nurturing center, sementara Jonas menjadi si penerima ingatan atau receiver. Apakah si penerima ingatan itu? Penerima ingatan adalah satu-satunya orang yang mewarisi kemampuan untuk menerima ingatan masa lalu sebelum terjadi peperangan besar dan bagaimana kehidupan manusia sebelum semua musnah. Ingatan masa lalu itu akan diberikan secara berkala oleh The Giver atau Sang Pemberi. Para Sesepuh membutuhkan The Giver jika mereka memerlukan pandangan untuk mengambil keputusan sulit suatu waktu, jadi The Giver cukup hanya satu saja disana.

Hari demi hari Jonas menerima ingatan masa lalu manusia. Ada yang indah, namun tak sedikit juga yang traumatis. Perlahan Jonas mampu melihat warna. Dan akhirnya yang dikuatirkan para sesepuh adalah Jonas merasakan emosi dan cinta layaknya manusia biasa. Jonas meyakinkan Fiona tentang apa yang dia pelajari. Awalnya Fiona tak percaya, namun perlahan gadis ini ikut-ikutan merasakan cinta dan kasih sayang juga. Makin hari Jonas mendapat hal-hal baru yang makin membuatnya bingung. Sang pemberi juga mengungkap apa sebenarnya tempat yang mereka tinggali. Jonas diperlihatkan sebuah peta dimana batas-batas wilayah The Community dan tempat-tempat yang tak boleh dijelajahi. Makin bingunglah Jonas. Apalagi saat melihat orang tuanya menjalani profesi yang tidak bisa membedakan mana benar mana salah. Saat menemukan ada calon Sang Penerima baru yang masih bayi, Gabriel, yang kemungkinan akan dikirim ke 'tempat lain' jika ia sudah mampu menerima semua ilmu, Jonas memutuskan untuk keluar dari The Community dengan membawa si bayi Gabriel. Lalu apa yang terjadi saat Jonas tahu jika sebelumnya ada Sang Penerima lain yang nasibnya buruk? Dan apakah Jonas rela jika dia minggat maka Fiona akan dikirim juga ke 'tempat lain'. Dan apakah Asher, teman kecil Jonas itu mampu menjalankan perintah para sesepuh untuk 'melenyapkan' Jonas?



The Giver adalah drama yang membingungkan jika anda bukan penyuka film fiksi ilmiah sosial yang butuh penalaran tinggi. Di dua puluh menit pertama, The Giver bernuansa hitam putih yang mengingatkan beberapa orang akan film lawas Pleasantville yang juga bercerita tentang kehidupan tanpa cinta dan emosi. The Giver tak memberi ruang untuk adegan eksyen seperti di The Hunger Games atau Divergent. Jangankan adegan eksyen, konflik runcing pun tidak ada disini. Jadi jika anda belum paham apa itu dunia utopia dan dystopia, maka akan kesulitan mencerna cerita di film ini.

The Giver versi film nampak begitu setia dengan novelnya. Akhir cerita yang menggantung yang disodorkan bisa jadi membuat anda marah-marah jika tidak tahu kalau The Giver adalah novel kuartet yang nanti disusul Gathering Blue, Messenger, dan Son. Sesunguhnya, The Giver sudah membuat fondasi kuat jika nanti film-film berikutnya akan dibuat. Jangan lupa jika Twilight Saga juga diawali dengan Twilight yang hanya berisi pengenalan karakter tokoh-tokohnya saja, kan?

Penonton belum diberi jawaban pasti mengapa para sesepuh menciptakan The Community begitu rupa, mengapa penduduknya tak punya ingatan masa lalu, mengapa orang-orang disana tak punya rasa cinta, emosi, dan kepedihan namun hidup dalam kedamaian dan keteraturan tanpa perang, kelaparan dan kekeringan. Dan yang terpenting adalah bagaimana nasib Jonas dan Gabriele di akhir cerita.


Jeff Bridges sangat bagus bermain sebagai The Giver, sementara Merryl Streep yang biasa bermain dalam karakter yang emotionless, nampaknya tak banyak mengalami kesulitan. Pasangan Katie Holmes dan Alexanders Skarsgard bermain apa adanya karena kurangnya porsi screen time yang disediakan untuk mereka berdua. Aktor muda Brenton Thwaites yang diserahi peran sebagai Jonas bisa dengan baik masuk kedalam perannya itu.

Namun datarnya cerita dan teka teki yang masih belum terungkap bisa menjadi cercaan pedas penonton awam yang mengharapkan kejutan-kejutan menarik sepanjang film. Bagi penggemar film drama yang menyukai berpikir analistis pasti akan menyukai cerita film ini yang menyimpan banyak pertanyaan filosopis mendalam. Anda termasuk penonton yang mana?

Memorable scene:
Adegan saat Taylor Swift nongol.
Verdict: B

The Giver
Genre        :     Drama
Sutradara    :    Philip Noyce
Penulis        :    Michael Mitnick
Pemain        :     Brenton Thwaites, Jeff Bridges, Meryl Streep
Durasi        :    97 menit
Adaptasi    :     Novel The Giver

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2013 Hollywoof! . All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top