Just Bad
Entah apa yang ada dipikiran Zac Efron ketika setuju untuk
membintangi film ini. Apa iya dia tidak membaca naskahnya? Entah dari mana
harus memulai menjabarkan buruknya film ini. Sebaiknya kita mulai dengan
menyalahkan Seth Rogen. Okelah, Seth
Rogen pernah tampil baik di beberapa film komedi, namun sepertinya dia
terlalu percaya diri dengan berpikir bahwa improvisasi berlebihan akan
membuatnya terlihat lucu dan membuat penonton terpingkal-pingkal. Dialog
panjang antara tokoh yang dia perankan dan sang istri sungguh menyebalkan. Seth Rogen harus sadar kalau dia bukan Adam Sandler yang punya perawakan likeable. Tubuh tambunnya dan suara
parau yang aneh membuat orang tidak betah berlama-lama melihat aksinya di film
ini.
Yang ketiban sial tentu saja Rose Byrne. Aktris cantik ini harus jadi
bulan-bulanan dialog film yang naskahnya amburadul
to the max ini. Mendampingi Seth
Rogen sebagai istinya di film ini mungkin akan menjadi penyesalan baginya.
Zac Efron dan Dave Franco adalah nyawa film ini.
Jauh-jauh hari, dua aktor muda tampan ini sudah menjadi alat promosi yang
efektif menjaring banyak penonton muda. Tapi apa lacur, kedua bintang
berpotensi ini seperti terjerat dalam film komedi yang tidak mereka kehendaki.
Lelucon-lelucon yang mereka hadirkan sebagai frat boys sangat tidak mengena dan aneh, apalagi gay vibe yang terus menerus dijadikan
bahan lelucon menjadi sangat memuakkan.
Publik amerika sendiri mungkin jengah
dan mencaci maki film komedi tanpa juntrungan ini. Kalau tidak percaya, coba
lihat halaman imdb, pasti bakal
ditemukan ratusan ulasan yang mengutuk film ini dengan sangat pedas.
Premisnya sendiri tidak orisinil. Drew Barrymore dan Ben Stiller pernah membintangi film dengan premis yang sama, yaitu Duplex. Diceritakan pasangan suami istri
beranak satu yang masih bayi, yang diperankan Seth Rogen dan Rose Byrne baru
pindah ke sebuah suburb yang damai.
Namun kedamaian mereka berlangsung tidak lama saat para mahasiswa fraternity pindah ke rumah disebelah
mereka. Para mahasiswa ini berpesta hampir tiap malam, yang tentu saja
mengganggu ketentraman tetangga. Cerita bergulir, terjadi kesalahpahaman dan berakhir dengan ‘perang’ antara keluarga muda
ini versus para frat boys yang
dikepalai Zac Efron dan Dave Franco.
Mereka saling ‘mengerjai’ agar salah satu dari mereka pindah rumah.
Lalu apa yang salah dengan premis
cerita itu? Pertama adalah karakter utama yang menyebalkan. Siapa yang mau
bersimpati dengan tokoh yang diperankan Seth Rogen yang dungu tapi sok tau,
apalagi dengan temannya yang sok ingin melucu tapi menyebalkan (Entah siapa
namanya, tapi dia juga yang sok lucu di serial dramedi The Mindy Project).
Kedua, tingkah para mahasiswa ini
jelas sudah kurang ajar, namun kekurangajaran mereka diolah menjadi kelucuan
yang sama sekali tidak lucu. Lelucon tentang berjualan dildo, never ending party, atau konsep bro before ho yang basi tak mampu
membuat penonton tersenyum. Dan nampaknya penonton juga lelah menyaksikan Zac
Efron memamerkan dada dan absnya.
Seth Rogen mungkin berambisi ingin
tetap menghidupkan komedi cabul dengan dialog-dialog vulgar yang beberapa tahun belakang sukses ia bintangi. Namun yang
terjadi kali ini adalah bencana. Bahkan untuk skala American Pie, film ini tidak berada di level yang sama.
Film ini merupakan penghinaan bagi
pasangan muda yang telah menikah dalam mengatasi masalah sosial dilingkungan
tempat tinggal mereka (apa nggak ada arisan atau rapat RT disana?) dan
penghinaan bagi penonton yang seolah turun skor IQ nya ketika menontonnya.
Memorable scenes: Dave Franco yang bisa ereksi dengan melamun atau
hanya membayangkan sesuatu dalam hitungan detik. But, eww.New Update: Akan ada sekuelnya. Siap-siap ya.
0 komentar:
Post a Comment